Dia merasa sudah terjaga di tempat yang dikenalnya, namun dengan keberadaan benda-benda yang bukan biasanya : benderang foto berbingkai dan TV tetap menyala cukup membuat gusar ditambah keadaan sunyi serta gelap gulita yang membuat dia lalu tersadar : "Baru saja saya bermimpi".
Tentang bermain bola yang diramaikan oleh teman dari masa kecilnya dulu. Beberapa dia mengingatnya dengan jelas ; Mahf, Sunggl, Haikl, Ags, dan beberapa lainnya yang sudah dia lupa. Permainan tersebut yang berlangsung dengan segenap fokus, meski hanya menggunakan bola alternatif : kelapa, kaleng, yang seperti ranting pohon.
Dia adalah pemain yang 'canggung', player dengan posisi serba 'tanggung', memiliki kemampuan dibawah rata-rata dari mereka semua. Namun segenap fokus ditengah permainan tersebut beberapa kali berhasil membuat dia tidak memikirkan itu hingga pada akhirnya.
Sebelum ide untuk bermain ini dimulai, seharusnya dia tidak ikut ambil bagian, karena 'merasa' dia tidak punya passion dalam hal itu, juga kemampuan yang sedikit menghilangkan rasa percaya dirinya, ditambah sedari awal juga jumlah mereka yang tak berimbang : berlima ke 2 vs 2, lalu diakhir permainan menjadi 4 vs 4. Dia baru menyadari (saat terjaga) ada 'penggenap' dalam permainan ini, "Siapakah mereka?".
...
Drym yang terlalu fokus menggiring bola, sampai-sampai lupa telah melewati batas lapangan. Baru menyadari bahwa posisi para temannya sudah sangat baik, Sunggl dan Ags, yang dari tadinya sudah meminta bagian.
Permainan itu mungkin mulai berlangsung seru, hingga terhentikan oleh masalah vital yang menghidupkan nama permainan tersebut, bolanya hancur. Itu adalah bola satu-satunya yang layak untuk dijadikan bola, dalam permainan yang dirasa menggantung, mereka memutuskan untuk mencari alternatifnya saja untuk melanjutkannya.
Di tengah malam, mereka memasuki hutan yang sunyi dan gelap gulita hanya untuk mencari pengganti itu, aneh jika diingat, bahwa semua terasa datar dan netral, padahal tempat itu... *Glitch! benar saja sesaat setelah itu, ketika Drym berada dalam posisi diam ditengah gelapnya hutan dibawah rimbun pohon-pohon. Perasaan yang "seharusnya" itu mulai datang, perasan dia mulai terdiam hanya mengamati sekitarnya yang seperti semakin mencengkeram.
Di tengah malam, mereka memasuki hutan yang sunyi dan gelap gulita hanya untuk mencari pengganti itu, aneh jika diingat, bahwa semua terasa datar dan netral, padahal tempat itu... *Glitch! benar saja sesaat setelah itu, ketika Drym berada dalam posisi diam ditengah gelapnya hutan dibawah rimbun pohon-pohon. Perasaan yang "seharusnya" itu mulai datang, perasan dia mulai terdiam hanya mengamati sekitarnya yang seperti semakin mencengkeram.
Dengan gelapnya pandangan mata, dan cengkeram suara-suara. *Tik.. tik yang terdengar sangat keras juga bersama perasaan bahwa dia sudah benar-benar terjaga. Dia perlahan membuka mata dalam keadaan yang masih sama dari tempat dia disana, sekitar keadaan yang dalam gelap gulita.
Tapi tidak, dia benar-benar terjaga, memang hanya keadaan ruang yang dimatikan lampunya sejak awal semula, juga bersama keadaannya. 28-08-15 | 04:20 AM
Tapi tidak, dia benar-benar terjaga, memang hanya keadaan ruang yang dimatikan lampunya sejak awal semula, juga bersama keadaannya. 28-08-15 | 04:20 AM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar