Kamis, 01 Oktober 2015

Lajur Pulau Dimensi

..."Pejamkan mataku lihat udara kebebasan"...

Dream journal lucid dream, catatan mimpi semesta dimensi

Dibalik awan ketika semua menjadi lebih tenang, semilir angin lembut yang menerpa wajah dari tubuh yang bergerak lepas. Tenang-hening beriring kepak sayap-sayap coklat-kemerahan, yang terbang dibawah awan-awan seolah datang menyambut keberadaan. Mereka adalah mahluk yang hidup lepas di-alam bebas ini, para mahluk yang hidup dalam ketentraman tanpa campur tangan, tiada kekacauan, tiada kekuasaan, semua hidup dalam abdi kehidupan... Dua sisi disaat ini adalah "Aku", dan "Mereka".

Lajur pulau yang membujur lepas, dalam selimut cerah-temaram cahaya senja. Sirip-sirip yang muncul ke permukaan silih berganti, semua hidup berdampingan penuh haru. Pantai-pantai dengan pukulan lembut riuh ombak, air dan darat serta keberadaan para mahluk yang saling menjaga.

Berada tepat diatas air, berada tepat diatas pohon-pohon, berada tepat dihadap para mahluk yang saling memandang, berada tepat dihadap temaram cahaya garis dunia, berada tepat diatas lajur-lajur pulau yang terbujur lepas, lajur bentang perantara. Halusinasi alunan musik yang perlahan mengiringi memunculkan sebuah naluri dari dalam diri, untuk menjadi bagian dari "penjaga" dimensi ini. Diatas situ semua terlihat lebih jelas hingga dia merasa telah melewatkan suatu, sesuatu yang penting.

..."Tempat apa ini, bagaimana Aku bisa sampai disini"...

Dream journal, catatan mimpi, lucid dream, astral projection
Dalam kilasan dia teringat dengan seorang wanita yang dia putuskan untuk ditolong atas suatu pengejaran, wanita tersebut dalam pengejaran sosok empat bayang hitam yang pada akhirnya telah berdiri mengitarinya.

Dalam niat untuk membantu, malah membuat Drym juga ikut terlibat atas konflik yang tidak diketahuinya dengan jelas itu, hingga disudut dermaga mereka berdua tersudutkan lagi. Sebuah tempat dipulau kecil yang tak terlihat satupun penghuni, dalam suasana menjelang malam yang serupa diwaktu subuh. Ada beberapa perahu layar yang berlabuh dekat di dermaga itu, diatasnya mereka tersudut serta mencari-cari jalan keluar dari ini semua.

Melihat sekitar yang kosong, hanya berupa darat dan datar air  yang pekat, serta pohon-pohon yang berdiri diam diantara gelap dan terang, seolah semesta pejamkan mata dan membiarkan. Pikirannya membayangkan untuk mencoba melawan mereka semua, namun hasil pemikiran yang singkat itu dia mendapati hanya berujung dalam kesiaan, yang nantinya malah membuat semua menjadi lebih buruk.

Dream journal, catatan mimpi, lucid dream, astral projection
Dalam rasa mencari cara, pikirannya mengarahkan pandangan pada datar air dibawah perahu yang sedari awal seolah tersimpan misteri. Dengan peluang yang ada dia akhirnya memutuskan untuk melompat, tanpa mengetahui apa dan bagaimana yang akan terjadi nanti... ketika itu dia mulai memejamkan mata, bersama suara yang perlahan berkata-kata.

Dalam bisik hati yang menggema...


..."Pejamkan mataku lihat udara kebebasan" 
20-09-14 | 09:25 AM

Tidak ada komentar: