...Dia dan adik-adiknya berada di-teras samping rumah, menunggu orangtua untuk pamit berangkat. Dalam penantian itu, waktu semakin mendekati jam masuk sekolah, 07:00 AM...
Saat ini dia berada pada masa remaja-nya dulu, diwaktu SMK. Beserta adik-adiknya dalam jenjang yang sama, SMP, SD, persis seperti kehidupan yang pernah dilalui-nya. Kecuali suara ayahnya terdengar berbeda, yang ternyata dengan atmosfir emosi. Ayahnya itu marah ketika tidurnya terganggu oleh suara keras dari Drym yang tidak dia sengaja, lantang suara menghitung sesuatu dari dalam tasnya, dengan nada kesombongan.
Mengalami hal itu, dia memutuskan untuk berangkat lebih awal saja dari mereka semua, yang masih sedang menunggu. Mereka berdiri disana hanya melihat kepadanya dengan wajah keheranan, namun Drym tidak mengacuhkan itu -dia mengabaikan pamit kepada orangtua. Lalu mengambil sepasang roda dari dalam tas, kemudian direkatkannya kepada sepatu miliknya, lalu diapun meluncur penuh kebanggaan menuju ke-sekolahnya, jenjang SMK.
Mengalami hal itu, dia memutuskan untuk berangkat lebih awal saja dari mereka semua, yang masih sedang menunggu. Mereka berdiri disana hanya melihat kepadanya dengan wajah keheranan, namun Drym tidak mengacuhkan itu -
...
Roda Portable - Begitu sebutannya, sebuah teknologi dalam dunia mimpi. Dia mempunyai alat itu yang dia dapat entah dari siapa. Sebuah roda berbahan seperti karet, kemudian dengan menggunakan perekat, dilekatkan kepada sepatu atau benda lainnya, lalu ketika dipijakkan ke tanah maka dia akan berfungsi dan terus berputar tanpa mengetahui darimana sumber-dayanya. Dia memilikinya cuma satu, yang dia gunakan pada sepatu sebelah kiri lalu kemudian meluncur dengan penuh gaya.
...
Barangkali ini adalah teknologi yang dia temukan sendiri, dapat dilihat dari kebanggaannya menggunakan benda itu, ditambah reaksi dari salah satu temannya yang ingin tahu bagaimana benda itu bekerja.
Uck, bersama seorang temannya yang tidak Drym kenal, mereka berpapasan dilorong jalan. Temannya itu mengendarai sepeda motor yang kala itu sedang mogok, juga kebetulan saat berpapasan, disusul juga oleh sepatu miliknya yang juga rusak, rekat rodanya terlepas dan hampir membuat dia terjatuh.
Uck, bersama seorang temannya yang tidak Drym kenal, mereka berpapasan dilorong jalan. Temannya itu mengendarai sepeda motor yang kala itu sedang mogok, juga kebetulan saat berpapasan, disusul juga oleh sepatu miliknya yang juga rusak, rekat rodanya terlepas dan hampir membuat dia terjatuh.
Para temannya lalu melanjutkan perjalanan setelah sebelumnya Drym menolak untuk berangkat bersama. Karena saat itu dia sedang berniat untuk perbaiki sepatunya yang terlepas, dengan harapan perjalanan nantinya juga akan lebih cepat dari mereka, dan sampai ketujuan lebih awal. Disekitar situ dia melihat tempat penjahit sepatu yang terletak diseberang jalan.
Ditempat jahit sepatu, sambil melihat waktu menuju kesekolah yang semakin tidak memungkinkan. Memikirkan para teman yang mungkin sudah sampai ditempat tujuan, karena jalan-jalan yang sudah sepi dari para siswa yang biasanya masih ada yang berjalan. Dia menunggu ditempat itu bersama sepatunya yang dalam proses pengerjaan, juga dengan dua gadis kecil berseragam SD yang baru saja tiba ditempat yang sama.
Ditempat jahit sepatu, sambil melihat waktu menuju kesekolah yang semakin tidak memungkinkan. Memikirkan para teman yang mungkin sudah sampai ditempat tujuan, karena jalan-jalan yang sudah sepi dari para siswa yang biasanya masih ada yang berjalan. Dia menunggu ditempat itu bersama sepatunya yang dalam proses pengerjaan, juga dengan dua gadis kecil berseragam SD yang baru saja tiba ditempat yang sama.
..."Ada urusan apa mereka disini"...
Perlahan dan ajaib tempat yang dia kunjungi seketika berubah bentuk - tempat penjahit yang berubah menjadi tempat penjual makanan kecil. Ternyata dua gadis itu sudah dari tadinya sedang mengantri menunggu makanan yang dia pesan untuk disajikan. Berupa mie-goreng yang dicelupkan kedalam sambal yang terlihat cukup menggiurkan juga. Mereka mengenal Drym, juga Drym sepertinya mengenal mereka dengan baik. Situasi itu membuat dia hanyut dalam basa-basi, hingga membuatnya terlupa dengan niat awal keberadaannya. 26-09-15 | 05:50 AM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar